BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan dan
komponen pendidikan yang dijadikan acuan bagi segenap pihak yang terkait dengan
penyelenggaraan program atau setiap satuan pendidikan, baik itu oleh
pengelola maupun penyelenggara khususnya oleh guru
dan kepala sekolah.
Kurikulum 2013 (tematik) sebagai
pengganti kurikulum lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
merupakan penyempurnaan kurikulum lama dan diharapkan pelaksanaannya dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
saja implikasi pembelajaran tematik ?
2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran tematik ?
C. Tujuan
Pembahasan
1. Untuk
menjelaskan implikasi pembelajaran tematik
2. Untuk
menjelaskan langkah-langkah pembelajaran tematik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Implikasi
Pembelajaran Tematik
Pemerintah pada beberapa tahun lalu
telah mengeluarkan kebijakan tentang otonomi daerah. Kebijakan ini antara lain
memberi ruang gerak yang luas kepada lembaga pendidikan khususnya sekolah dasar
dalam mengelola sumber daya yang ada, dengan cara mengalokasikan seluruh
potensi dan prioritas sehingga mampu melakukan terobosan-terobosan sistem
pembelajaran yang lebih inovatif dan kreatif. Salah satu upaya kreatif dalam
melaksanakan pembelajaran yang menggunakan kurikulum berbasis kompetensi di
sekolah dasar adalah melakukan pembelajaran tematik. Pembelajaran model ini
akan lebih menarik dan bermakna bagi anak karena model pembelajaran ini
menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam
kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan
pembelajaran tematik di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai implikasi
baik dari segi guru, siswa, sarana dan prasarana sampai kepada proses
pembelajarannya.[1]
1. Implikasi
Bagi Guru
Pembelajaran
tematik memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan atau pengalaman
belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran
dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan
dan utuh.
2. Implikasi
Bagi Siswa
Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik memberikan peluang
untuk pengembangan kreativitas. Hal ini disebabkan, pembelajaran tematik
menekankan pada pengembangan kemampuan analitik terhadap konsep-konsep yang
dipadukan. Aktivitas pembelajaran lebih banyak berpusat kepada siswa sehingga
menuntut siswa untuk lebih aktif. Siswa harus siap untuk mengikuti kegiatan
pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara
individual, berpasangan, kelompok ataupun klasikal. Siswa juga harus memiliki
kesiapan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif,
misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana dan
pemecahan masalah.[2]
3. Implikasi
Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
Pembelajaran
tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun
kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta
prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam
pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar. Pembelajaran
ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain
secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang
dapat dimanfaatkan (by utilization). Pembelajaran
ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi
sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak. Penerapan
pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang
sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula
untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi.[3]
4. Implikasi
Terhadap Pengaturan Ruangan
Dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar
suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:
a. Ruang
perlu ditata disesuaikan dengan tema yang sedang dilaksanakan.
b. Susunan
bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan
pembelajaran yang sedang berlangsung
c. Peserta
didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar atau karpet.
d. Kegiatan
hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas.
e. Dinding
kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan
dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
f. Alat,
sarana dan sumber belajar hendaknya
dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya
kembali.[4]
5. Implikasi
Terhadap Pemilihan Metode
Sesuai
dengan karakteristik pembelajaran tematik, maka dalam pembelajaran yang
dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi
metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi,
bercakap-cakap.
B. Langkah-Langkah
Pembelajaran Termatik
Proses Pelaksanaan Pembelajaran
Tematik Pembelajaran tematik di sekolah dasar (SD) merupakan suatu hal yang
relatif baru, sehingga dalam implementasinya belum sebagaimana yang diharapkan.
Masih banyak guru yang merasa sulit dalam melaksanakan pembelajaran tematik
ini. Hal ini terjadi antara lain karena guru belum mendapat pelatihan secara
intensif tentang pembelajaran tematik ini. Disamping itu juga guru masih sulit
meninggalkan kebiasan kegiatan pembelajaran yang penyajiannya berdasarkan mata
pelajaran/bidang studi. Walaupun begitu, tetapi guru dituntut untuk dapat
melakukan yang terbaik untuk peserta didiknya, karena guru bertugas sebagai
model dalam suatu pembelajaran. Jadi keberhasilan murid juga tergantung pada
guru.
Sebelum menginjak langkah-langkah
pembelajaran tematik maka guru karus merencanakannya terebih dahulu sehingga
guru dalam menyusun langkah-langkah pembelajaran tematik menjadi terarah.. Pada dasarnya langkah-langkah (sintak) model pembelajaran
tematik sama dengan sintak dalam setiap model pembelajaran pada umumnya. Secara
umum, penerapan pembelajaran tematik di sekolah dilakukan menggunakan tiga
tahapan pelaksanaan yang saling berkesinambungan antara satu dengan yang lain.
Di antaranya adalah tahap pembukaan atau pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup.[5] Adapun alokasi waktu untuk setiap tahapan
pelaksanaan adalah sebagai berikut :
1. Tahapan
pembukaan kurang lebih satu jam pelajaran (1 x 35 menit)
2. Tahapan
kegiatan inti 3 jam pelajaran (3 x 35 menit )
3. Tahapan
penutup memerlukan waktu satu jam pelajaran (1 x 35 menit )
Berikut adalah penjelasan tentang
masing-masing tahapan penerapan pembelajaran tematik :
1. Tahap
pendahuluan
Pada tahapan ini, guru harus
berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar para peserta didik bisa
memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan pembelajaran tematik. Artinya
tahapan ini tidak ubahnya sebagai pengondisian awal para peserta didik agar
mereka dapat fokus mengikuti proses pembelajaran tematik dengan baik dan benar.
Tujuan dari kegiatan membuka
pelajaran adalah pertama, untuk menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan
dengan cara seperti meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang
akan dilakukan berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi
siswa, melakukan interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi
belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan cara seperti membangun suasana akrab
sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara
kekeluargaan; menimbulkan rasa ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk
mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan, mengaitkan materi atau
pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa. Ketiga,
memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan,
yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai
serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapian
tujuan.
Tahapan pembukaan juga bisa disebut
sebagai tahapan pemanasan dalam pembelajaran tematik. Tetapi, dalam tahapan
ini, guru tidak hanya mengondisikan para peserta didik dalam arti duduk rapi,
tidak ramai, atau sekedar melihat ke depan. Lebih dari itu, dalam tahapan
pembukaan, guru juga harus menggali pengalaman para peserta didik mengenai tema
yang akan dipelajari. Misalnya, jika guru ingin menyajikan tentang tema
keluarga, maka guru harus bertanya atau memberi kesempatan kepada peserta didik
mengenai pengalaman hidup berkeluarga.[6]
Tetapi, biasanya anak kelas 1 dan 2
SD/MI masih malu mengungkapkan pengalamannya seputar dunia keluarga. Atas dasar
itu, guru harus mempunyai kreativitas agar bisa menggali pengalaman peserta
didik mengenai tema yang akan disajikan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa
cara sebagi berikut:
a. Bercerita
b. Kegiatan
fisik/jasmani
c. Menyanyi
d. Membaca
puisi tentang keluarga
e. Menampilkan
gambar yang menceritakan tentang keluarga, dll
Dengan cara-cara semacam itu, maka
para peserta didik akan mudah terpancing untuk bertanya, bercerita, dan memberi
tanggapan. Kemudian dari sanalah guru akan mampu menggali pengalaman para
peserta didiknya mengenai pengalaman seputar tema.[7]
2. Tahap
kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan
pokok dalam pembelajaran. Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap
tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multi
metode dan media sehingga siswa mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
Pada waktu penyajian dan pembahasan tema, guru dalam penyajiannya sehendaknya
lebih berperan sebagai fasilitator. Selain itu guru harus pula mampu berperan
sebagai model pembelajar yang baik bagi siswa. Artinya guru secara aktif dalam
kegiatan belajar berkolaborasi dan berdiskusi dengan siswa dalam mempelajari
tema atau sub tema yang sedang dipelajari. Peran inilah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi dan mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya
dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Dengan demikian pada langkah
kegiatan inti guru menggunakan strategi pembelajaran dengan upaya menciptakan
lingkungan belajar sedemikian rupa agar murid aktif mempelajari permasalahan
berkenaan dengan tema atau subtema.
Pembelajaran dalam hal ini
dilakukan melalui berbagai kegiatan agar siswa mengalami, mengerjakan, memahami
atau disebut dengan belajar melalui proses. Untuk itu maka selama proses
pembelajaran siswa mengamati obyek nyata berupa benda nyata atau lingkungan
sekitar, melaporkan hasil pengamatan, melakukan permainan, berdialog,
bercerita, mengarang, membaca sumber-sumber bacaan, bertanya dan menjawab
pertanyaan, serta bermain peran. Selama proses pembelajaran hendaknya guru
selalu memberikan umpan agar anak berusaha mencari jawaban dari permasalahan
yang dipelajari. Umpan dapat diberikan guru melalui pertanyaan-pertanyaan
menantang yang membangkitkan anak untuk berfikir dan mencari solusi melalui
kegiatan belajar.
Pada tahapan ini pula, guru mulai
menyajikan tema pembelajaran kepada para peserta didiknya. Guru dapat
menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Bahkan dalam
penyajian tema pembelajaran, ia juga bisa melakukannya secara kelompok kecil,
individual(perorangan), atau klasikal.[8]
3. Kegaiatan
Penutup
Tahapan yang terakhir yang harus
dilakukan oleh guru dalam pembelajaran tematik adalah penutup. Dalam tahapan
ini, tugas guru adalah menenangkan para peserta didiknya yang telah mengikuti
semua proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Kegiatan akhir dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran
dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah
dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui
tingkat keberhasilan siswa serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses
pembelajaran. Cara yang dapat dilakukan guru dalam menutup pembelajaran adalah
meninjau kembali dan mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran. Dalam
kegiatan meninjau kembali dapat dilakukan dengan merangkum inti pelajaran atau
membuat ringkasan. Sedangkan dalam kegiatan evaluasi, guru dapat menggunakan
bentuk-bentuk mendemontrasikan keterampilan, mengaplikasikan ide-ide baru pada
situasi lain, mengekspresikan pendapat murid sendiri atau mengerjakan soal-soal
tertulis.
Tidak hanya itu para peserta didiknya yang tidak kalah
pentingnya dalam tahapan penutup adalah guru harus melakukan beberapa hal pokok
berikut:
a. Menyimpulkan
pembalajaran yang telah dilakukan dari awal hingga akhir, baik dari jalannya
pembelajaran, kendala, maupun hal-hal yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung.
b. Mengungkapkan
hasil pembelajaran tematik apa adanya, kurang atau pun lebih, baik dalam bentuk
angka-angka, nilai, maupun pandangan guru secara lisan.
c. Memberi
kesempatan kepada para peserta didiknya untuk mengomentari seputar pembelajaran
tematik yang telah dilakukan bersama mengungkapkan segala keluhannya, atau
pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pembelajaran yang baru saja
dilakukannya.
d. Memberi
nasihat dan pesan-pesan moral kepada peserta didik, bukan hanya yang berkaitan
dengan tema pembelajaran, tetapi juga hal lain yang dianggap penting, seperti
anjuran rajin belajar, nasihat menjadi anak yang baik, rajin menabung, patuh
kepada guru dan kedua orang tua, dan lain sebagainya. Kemudian jika masih ada
waktu, guru bisa menisi tahapan dengan memberikan hiburan bagi peserta didik,
seperti bercerita atau menyuruh salah seorang peserta didiknya untuk bercerita,
membacakan cerita dari buku, pantonim, dan lain sebagainya.
Jika
semua tahapan itu dilakukan dengan baik dan benar, maka kegiatan pemebelajaran
tematik akan berjalan dengan baik dan lancar sesuai dengan yang diharapkan.
Namun yang harus diingat adalah rencana pembelajaran tematik dapat diterapkan
dengan baik jika diiringi dengan banyak dukungan di lingkungan sekolah.[9]
Berdasarkan
uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pembelajaran tematik dimaksudkan agar
pembelajaran lebih bermakna dan utuh. Pembelajaran tematik ini memiliki peran
yang sangat penting dalam meningkatkan perhatian, aktivitas belajar, dan
pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarinya, karena pembelajarannya lebih
berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung kepada siswa, pemisahan
mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata
pelajaran dalam suatu proses pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil
pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.[10]
Secara
terperinci langkah-langkah pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.
1. Membuka
pelajaran dengan cara yang menarik perhatian siswa, seperti membacakan cerita,
bertanya jawab, bernyanyi, melakukan permainan, demonstrasi, pemecahan masalah
dan sebagainya.
2. Menginformasikan
tujuan pembelajaran sehingga siswa dapat mengorganisir informasi yang
disampaikan (apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dikerjakan).
3. Menggali
pengetahuan siswa yang diperoleh sebelumnya agar siswa bisa mengaitkan
pengetahuan terdahulu dengan yang akan dipelajari.
4. Memberi
tugas yang bertahap guna membantu siswa memahami konsep.
5. Memberi
tugas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
6. Memberi
kesempatan untuk melatih keterampilan atau konsep yang telah dipelajari.
7. Memberi
umpan balik yang akan menguatkan pemahaman siswa.[11]
BAB
III
PENUTUP
Pelaksanaan pembelajaran tematik
di Sekolah Dasar tentunya memberikan berbagai implikasi, Implikasi
pembelajaran tematik yaitu meliputi:
1. Implikasi
bagi guru
2. Implikasi
bagi siswa
3. Implikasi
terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media
4. Implikasi
Terhadap Sarana, Prasarana, Sumber Belajar dan Media
5. Implikasi
Terhadap Pemilihan Metode
Langkah-langkah
pembelajaran tematik adalah sebagai berikut.
1. Tahap
pendahuluan guru harus berupaya menciptakan suasana belajar yang kondusif agar
para peserta didik bisa memusatkan konsentrasi mereka terhadap kegiatan
pembelajaran tematik.
2. Dalam
kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai
kegiatan belajar dengan menggunakan multi metode dan media sehingga siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna.
3. Kegiatan
akhir dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang
apa yang telah dipelajari siswa.
DAFTAR
RUJUKAN
Assagaf , Lubna, dkk. 2013. Kegiatanku
: buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hajar, Ibnu. 2013. Panduan
Kurikulum Lengkap Tematik. Jogjakarta: Diva pres.
Kurniawan,
Deni. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung: IKAPI.
Madjid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik
Terpadu. Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2014).
Sutirjo dan Sri Istuti Mamik. 2005. Tematik:
Pembelajaran Efektif dalam Kurikulum 2004. Malang:
Bayumedia Publishing.
[3] Sutirjo dan Sri
Istuti Mamik, Tematik: Pembelajaran
Efektif dalam Kurikulum 2004, (Malang: Bayumedia
Publishing,
2005), h. 126
[4] Dede Atif, Implikasi Pembelajaran Tematik, Dalam http://.blogspot.com/2014/04/.html diakses tgl
15 Maret 2015 jam 09:02
[6] Luky
Indrono, Pelaksanaan Pembelajaran Tematik,
dalam http://www..com/2013/01/.html. Diakses
tgl 15 Maret 2015 jam 12:33
[11] Lubna Assagaf, dkk, Kegiatanku
: buku guru / Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013), h. 4
No comments:
Post a Comment